AERASI TANAH
( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan )
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup yang hidup di dunia ini tidak pernah terlepas dari keperluan akan tanah. Tanah merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup yang hidup di darat. Tanah berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, maka dari itu tanah merupakan komponen alam yang utama untuk menunjang kehidupan makhluk hidup.
Aerasi
tanah adalah kemampuan tanah melakukan pertukaran O2 dengan CO2 ke
atmosfir. Aerasi tanah ini juga berkaitan erat dengan drainase, drainase
menunjukkan kecepatan meresapnya air dari tanah atau keadaan tanah yang
menunjukkan lama dan seringnya jenis air. Drainase tanah adalah
kemampuan tanah mengalirkan dan mengatuskan kelebihan air yang berada
dalam tanah maupun pada permukaan tanah.
Proses ini juga berkaitan dengan infiltrasi tanah, Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan aerasi tanah
2. Agar mahasiswa mengetahui media yang baik dalam proses aerasi tanah
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi aerasi tanah
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah merupakan suatu sistem lapisan kerak bumi yang tidak padu dengan ketebalan beragam berbeda dengan bahan-bahan dibawahnya, yang juga tidak baku dalam hal warna, bangunan fisik, struktur, susunan kimiawi, sifat biologi, proses kimia ataupun reaksi-reaksi (Marbut, 2002).
Infiltrasi tanah meliputi infiltrasi kumulatif, laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi. Infiltrasi kumulatif adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah pada suatu periode infiltrasi. Laju infiltrasi adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah dalam waktu tertentu. Sedangkan kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum air meresap ke dalam tanah (Sutanto, 2002).
Bahan tanah tersusun atas empat komponen, yaitu bahan padat mineral, bahan padat organik, air, dan udara. Bahan padat mineral terdiri atas sibir batuan dan mineral primer, lapukan batuan dan mineral, serta mineral sekunder. Bahan padat organik terdiri atas sisa dan rombakan jaringan jasad, terutama akar tumbuhan, zat humik, dan jasad hidup penghuni tanah, termasuk akar tumbuhan hidup. Air mengandung berbagai zat terlarut. Maka disebut juga larutan tanah. Udara tanah berasal dari udara atmosfer, akan tetapi mengalami perubahan susunan karena saling tindaknya dengan tanah. Bahan padat merupakan komponen terbesar, maka tanah berkelakuaan sebagai bahan padat. Bahan padat membentuk kerangka tanah. Air dan udara tanah mengisi pori-pori di antara kerangka tanah. Oleh karena menempati ruangan yang sama, antara air dan udara tanah selalu terjadi persaingan dalam menempati pori. Dalam tanah basah, kebanyakan pori terisi air dan dapat menyebabkan terjadinya kahat udara. Sebaliknya, dalam tanah kering kebanyakan pori ditempati udara dan dapat menyebabkan terjadinya kahat air. Sifat fisik tanah merujuk kepada tabiat dan perilaku mekanik, termal, optik, koloidal, dan hidrologi tyanah. Tabiat dan perilaku menghadirkan sejumlah parameter yang dapat diamati dan atau diukur (Notohadiprawiro, 1999).
Bagi tetanaman fungsi pertama tanah adalah sebagai media tumbuh dan sebagai tempat akar berpenetrasi (sifat fisik) yang selama cadangan nutrisi (hara) masih tersedia di dalam benih, hanya air yang diserap oleh akar-akar muda, kemudian bersamaan dengan makin berkembangnya perakaran cadangan makanan ini menipis, untuk melengkapi kebutuhannya maka akar-akar ini menyerap nutrisi baik berupa ion-ion anorganik seperi N, P, K dan lain-lain, senyawa organik sederhana, serta zat-zat pemacu tumbuh. Kemudahan tanah untuk dipenetrasi tergantung pada ruang pori-pori yang terbentuk di antara partikel-partikel tanah, sedangkan stabilitas ukuran ruang tergantung pada konsistensi tanah terhadap pengaruh tekanan. Kerapatan porositas menentukan kemudahan air untuk bersikulasi dengan udara. Sifat fisik lain yang penting adalah warna dan suhu tanah. Warna mencerminkan jenis mineral penyusun tanah, reaksi kimiawi, intensitas pelindian dan akumulasi bahan yang terjadi. Sedangkan suhu merupakan indikator energi matahari yang dapat diserap oleh bahan-bahan penyusun tanah (Hanafiah, 2005).
Pori tanah adalah ruang-ruang yang terletak antara padatan bahan tanah. pori tanah diklasifikasikan berdasar pada ukuran yang setara ruang antar bahan padat tanah. Pengklasifikasian pori tanah da[at dilaksanakan dengan menganggap pori tanah ini sebagai bahan tunggal di dalam tubuh tanah. Antar pori besar berukuran setara akan dihubungkan oleh sekumpulan pori-pori berukuran sangat kecil.pada susunan padat sederhana butiran pasir, dengan pori yang berbentuk dan berukuran serupa, saling berhubungan, maka bidag kerut-tegas yang terlihat dianggap sebagai batas dari suatu pori. Pori dengan O < 30 mikron berperan penting bagi jasad renik tanah dan tanaman, pori dengan O 30-100 mikron penting pada fenomena pergantian udara tanah dan cadangan untuk transport dan pengagihan air tanah, dan pori dengan O > 100 mikron berperan besar dalam mempercepat laju penetrasi udara ke bagian tubuh tanah sebelah dalam, serta empercepat pelaluan air. Pori tanah dapat dikelompokan menjadi delapan kategori, yaitu packing void yang terdiri dari simple packing dan compound packing, vugh, vesicle, channel dan chamber, plane yang terdiri dari joint, craze dan skew (Poerwowidodo, 1990).
III. METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah botol air mineral ukuran besar, gelas ukur, bak kecambah, stopwatch. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah pasir, tanah, sekam padi, air.
B. Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut.
1. Melubangi dengan ukuran kecil 3 botol air mineral pada bagian bawah botol
2. Mengisi botol 1 dengan sekam padi, botol 2 dengan pasir, dan botol 3 dengan tanah
3. Mengisi air sebanyak 1 liter ke dalam gelas ukur, kemudian dituangkan ke dalam botol
4. Menampung air yang keluar kedalam bak kecambah
5. Menghitung waktu yang diperlukan sampai air yang ada di botol habis
6. Mencatat hasilnya
7. Memasukkan air tampungan ke dalam gelas ukur
8. Mengamati perubahan volume air dalam gelas ukur
9. Mencatat volume air tampungan kedalam lembar kerja
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang diperoleh adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Pengamatan masuknya air ke dalam
tanah
No
|
Nama media
|
Waktu
|
Volume awal (ml)
|
Volume akhir (ml)
|
1
|
Tanah
|
58 detik
|
1000
|
930
|
2
|
Pasir
|
4 menit 21 detik
|
1000
|
900
|
3
|
Sekam padi
|
25 detik
|
1000
|
940
|
B. Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan bahwa perbedaan media pada percobaan ini sangat berpengaruh terhadap waktu yang diperlukan air untuk meresap habis ke dalam media. Pada media tanah waktu yang diperlukan air untuk meresap adalah 58 detik. Pada media pasir, waktu yang diperluka air untuk meresap adalah 4 menit 21 detik. Dan pada media sekam padi, waktu yang diperlukan air untuk meresap adalah 25 detik.
Dari volume awal air yang dimasukkan ke dalam botol sebanyak 1000 ml, yang tertahan atau tertampung oleh media tanah adalah 930 ml, pada media pasir yaitu 900 ml, dan pada media sekam adalah 940 ml. Perbedaan waktu dan volume ini disebabkan oleh kerapatan media ataupun pori-pori media dan juga sifat media untuk menahan atau menyerap air. Pada media sekam padi memiliki kerapatan sangat kecil dan daya serap air yang kecil pula akibatnya air yang dimasukkan ke dalam botol cepat menembus celah-celah media atau pori-pori media dan air yang tertahan oleh media sangat kecil, akibatnya waktu yang dibutuhkan oleh air untuk meresap sangatlah cepat dan air yang tersimpan dalam media sangatlah sedikit. Pada media tanah waktu yang diperlukan air untuk meresap melewati media lebih lama dibanding dengan media sekam padi. Hal ini disebabkan karena tanah memiliki kerapatan dan sifat untuk menahan air lebih tinggi dibandingkan dengan media sekam padi, akibatnya air lebih sulit untuk meresap melewati media dan air yang tertampung dalam media juga banyak yang menyebabkan waktu yang diperlukan air untuk melewati media tanah lebih lama.
Pada media pasir, kerapatan yang lebih tinggi dan sifat menahan air yang tinggi dibandingkan dengan media sekam padi dan juga tanah menyebabkan waktu yang diperlukan oleh air untuk melewati atau menembus media lebih lama dibandingkan dengan waktu yang diperlukan pada media sekam padi dan juga tanah dan air yang tertahan oleh media pasir lebih banyak. Dapat dilihat dari hasil percobaan, bahwa tanah merupakan media yang paling bagus dalam proses aerasi, karena media tanah memiliki daya serap yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
Pada percobaan ini ada beberapa faktor yang memengaruhi laju air untuk meresap melewati media, antara lain kerapatan, pori-pori, dan juga sifat media untuk menahan air. Pori-pori ini sangat penting bagi tanah, dan lanjutnya pori-pori tanah ini juga mendukung pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Karena pori-pori tanah memiliki peran penting bagi tanah selain untuk pertukaran udara dalam tanah (aerasi), pori-pori tanah juga berperan penting bagi jasad renik. Hal ini sesuai dengan pendapat Poerwowidodo (1990), bahwa Pori tanah adalah ruang-ruang yang terletak antara padatan bahan tanah. Pori tanah diklasifikasikan berdasar pada ukuran yang setara ruang antar bahan padat tanah. Pengklasifikasian pori tanah dapat dilaksanakan dengan menganggap pori tanah ini sebagai badan tunggal di dalam tubuh tanah. Antar poribesar berukuran setara akan dihubungkan oleh sekumpulan pori-pori berukuran sangat kecil. Pada susunan padat sederhana butiran pasir, dengan pori yang berbentuk dan berukuran serupa, saling berhubungan, maka bidang kerut-tegas yang terlihat dianggap sabagai batas dari suatu pori. Pori dengan O < 30 mikron berperan penting bagi jasad renik tanah dan tanaman, pori dengan O 30-100 mikron penting pada fenomena pergantian udara tanah dan cadangan untuk transpot dan pengagihan air tanah, dan pori dengan O > 100 mikron berperan besar dalam mempercepat laju penetrasi udara ke bagian tubuh tanah sebelah dalam, serta mempercepat pelaluan air.
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dalam percobaan ini adalah
1. Aerasi tanah adalah kemampuan tanah melakukan pertukaran O2 dengan CO2 ke atmosfir.
2. Tanah merupakan media yang paling bagus dalam proses aerasi
3. Faktor yang memengaruhi aerasi tanah adalah kerapatan, pori-pori, dan juga sifat media untuk menahan air
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, Ali Kemas. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Marbut 2002. Ilmu Tanah. Jakarta: Bhatara Karya Aksara.
Notohadiprawiro, Tejoyuwono.1999. Tanah dan Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Depdikbud.
Poerwowidodo. 1990. Genesa Tanah: Proses Genesa dan Morfologi. Jakarta: CV.Rajawali.
Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius.Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar